JAKARTA, PEWARTAPOS.COM – Keberhasilan menjalankan transformasi Industri 4.0 mengantarkan dua anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), yaitu PT Semen Tonasa dan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI), terpilih sebagai National Lighthouse Industry 4.0 yang dianugerahkan Kementerian Perindustrian.
Piagam Lighthouse Industry 4.0 diserahkan oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita kepada Direktur Utama SIG, Donny Arsal dan Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari, di JS Luwansa Hotel, Kuningan, Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Penganugerahan Lighthouse Industry 4.0 diberikan kepada perusahaan yang dinilai mampu menjadi percontohan (role model) bagi industri lainnya dalam transformasi dan implementasi industri 4.0 untuk mendorong dampak finansial/ekonomi, operasional dan teknologi.
Perusahaan yang ditunjuk sebagai Lighthouse Industry 4.0 juga dinilai mampu bertindak sebagai acuan bagi industri lainnya dalam implementasi teknologi industri 4.0, seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), manufaktur aditif dan analitik canggih, serta peningkatan sistem produksi.
PT Semen Tonasa terpilih sebagai National Lighthouse Industri 4.0 atas Operational Excellence (Energy Management) use case melalui penerapan teknologi Expert Optimizer dan Tonasa Energy Management Center (TEMC) berbasis Artificial Intelligent, Machine Learning, dan Model Predictive Control.
Sementara SBI terpilih sebagai National Lighthouse Industry 4.0 atas Integrated Waste Management use case melalui penerapan teknologi RDF (Refuse Derived Fuel) Data Analytics dan Nathabumi E-Performance yang terintegrasi.
Direktur Utama SIG, Donny Arsal mengatakan, sebagai perusahaan solusi bahan bangunan terdepan di Indonesia, SIG senantiasa fokus menjalankan transformasi industri berbasis teknologi yang menjadi keunggulan kompetitif perusahaan untuk meningkatkan daya saing dan mempertahankan kepemimpinan pasar.
“Terpilihnya PT Semen Tonasa dan SBI sebagai National Lighthouse Industry 4.0 merupakan pengakuan atas keberhasilan transformasi industri 4.0 di lingkungan SIG Group. SIG berkomitmen untuk terus berinovasi menciptakan terobosan dalam proses bisnis melalui penerapan teknologi yang terintegrasi dan menyeluruh untuk mencapai optimalisasi rantai pasok,” kata Donny Arsal.
Sedang Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari, menyampaikan, perjalanan transformasi industri 4.0 SIG telah dimulai sejak 2011 melalui implementasi ERP (Enterprise Resource Planning), penerapan Plant Information System, perbaikan proses bisnis menyeluruh, dan implementasi inisiatif digitalisasi untuk bisnis inti dan pendukungnya.
“Setelah ditetapkannya PT Semen Tonasa dan SBI sebagai perusahaan berpredikat National Lighthouse Industry 4.0 di Indonesia dan sejalan dengan road map Kementerian BUMN, SIG akan terus menciptakan inovasi berbasis teknologi menuju Global Lighthouse Network Industry 4.0,” kata Reni Wulandari.
Pada usecase Operational Excellence (Energy Management) yang dijalankan oleh PT Semen Tonasa, penerapan teknologi Expert Optimizer akan mendukung stabilisasi dan optimalisasi parameter proses produksi semen. Expert Optimizer telah diterapkan dalam proses produksi pada raw mill, kiln, dan cement mill di Plant Tonasa 5.
Teknologi ini terbukti memberikan dampak pada peningkatan kapasitas produksi hingga 3,18%, serta penurunan pada konsumsi energi termal spesifik sebesar 1,76% dan pada konsumsi energi listrik spesifik hingga 2,63%.
Sedangkan Tonasa Energy Management Center (TEMC) di PT Semen Tonasa menjadi pusat kendali energi perusahaan berbasis AI yang dapat mengelola dan mengintegrasikan seluruh data terkait energi, sehingga menghasilkan realtime dashboard and reporting, serta rekomendasi parameter operasi yang optimal.
Melalui TEMC, PT Semen Tonasa berhasil menghemat penggunaan energi hingga 4.899 Terajoule (TJ) atau setara dengan 167.228 ton batu bara yang berkontribusi pada penghematan biaya energi, serta penurunan emisi CO2 sebesar 488.000 ton.
Adapun Integrated Waste Management usecase yang diterapkan SBI melalui unit bisnis pengelolaan limbah Nathabumi, bertujuan meningkatkan pasokan dan optimalisasi produktivitas pada operasional RDF Plant Cilacap.
RDF merupakan bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari pengelolaan sampah perkotaan. Solusi ini tidak hanya membantu pemerintah mengatasi persoalan sampah, tetapi juga mendukung terciptanya lingkungan yang sehat, sekaligus memberikan manfaat ekonomi.
Penerapan teknologi RDF Data Analytics dan Nathabumi E-Performance telah berdampak positif pada peningkatan pasokan RDF sebesar 10%, produktivitas RDF plant sebesar 67%, dan mitra bisnis sebesar 25%. Pada aspek lingkungan dan sosial, teknologi tersebuttelah membantu mengurangi konsumsi batu bara sebanyak 1.800 ton dan tingkat emisi CO2 sebesar 2.100 ton, serta meningkatkan penyerapan sampah di Kota Cilacap sebesar 20%.
Sebagai bagian dari perbaikan secara berkelanjutan SIG, terus berupaya melakukan akselerasi transformasi digital, dengan melakukan replikasi implementasi teknologi Industri 4.0 yang telah teruji (Artificial Intelligence, Machine Learning, dan Augmented Reality) di satu pabrik ke pabrik lainnya. (joe)