Puisi Risma Mengguncang Panggung Merah Putih “Gayatri Rajapatni”
SURABAYA, SKO.COM – Ide serta komitmen Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam membangkitkan semangat para pekerja seni untuk tetap tampil dalam setiap pekannya, tampak semakin menarik. Buktinya, setelah tampil sebanyak dua kali, kini Wali Kota Risma kembali pentas untuk merebut perhatian masyarakat agar terus menyaksikan pertunjukkan tersebut secara virtual.
Pada pementasan malam ini, Sabtu (24/10/2020) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) mempersembahkan pertunjukkan bertajuk Wayang Sejarah Sumpah Merah Putih “Gayatri Rajapatni”. Tema yang diusung dalam Parade Seni dan Budaya 2020 episode kali ini sebagai bentuk memperingati hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2020 mendatang.
Dengan busana kebaya berwarna merah dan putih, Wali Kota Risma tampil membacakan puisi dengan suara lantang dan penuh juang. Sontak barisan penonton begitu tegang, saat dirinya, memasuki singgasana panggung pertunjukkan. Pelan tapi pasti, ia berjalan bersama pendamping para penari.
“Dua beda satu semesta. Ada siang ada malam, ada ibu ada bapak. Ibu merah bapak putih bersatu mencipta kita,” begitu ucap Wali Kota Risma mengawali pembacaan puisi berjudul Sang Kala.
Tak terasa bait demi bait telah tuntas dibaca oleh wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan itu. Kemudian disusul adegan saat Ken Arok bertemu dengan Ken Dedes. Berikutnya, Raja Kertanegara berniat untuk menyatukan Nusantara, hingga berlanjut pada pembacaan Sumpah Palapa, Sumpah Pemuda, dan kemudian Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Hampir satu jam berlalu, tak diduga Wali Kota Risma kembali memasuki singgasana panggung. pada detik-detik terakhir usai, penonton disuguhi oleh pemandangan Presiden UCLG ASPAC membacakan puisi kedua kalinya. Lebih menggetarkan, ia kembali membacakan Sumpah Merah Putih dan ditutup dengan lagu Merah Putih.
Seusai pentas, Wali Kota Risma mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pekerja seni yang telah tergabung. Diantaranya Komunitas Jati Swara Indonesia, Sanggar Tari Gong Prada, Sanggar Tari Kembang Mojo, Penari Bendera dan Sanggar Baladewa. “Kelak yang dimulai hari ini akan pasti lebih dari ini. Sekali lagi terima kasih. Kalian luar biasa,” pungkasnya (*)