Puluhan Wartawan Pasuruan Disuntik Vaksin Sinovac Tahap I
PASURUAN,SKO.COM -Para kuli tinta dari berbagai media itu akhirnya selesai divaksin untuk tahap pertama, dan akan kembali disuntik tahap II pada 17 Maret mendatang.
Dari pantauan di lapangan, vaksinasi digelar di Posko Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pasuruan. Sebelum divaksin, para wartawan harus menjalani skrining kesehatan dan wawancara oleh petugas seputar riwayat kesehatan.
Setelah wawancara selesai, barulah mereka divaksin satu persatu dan langsung mendapatkan kartu vaksinasi Covid-19 sebagai tanda sudah selesai divaksin.
Rata-rata, tak ada reaksi tubuh yang dirasakan oleh para jurnalis, pasca selesai divaksin. Ketua PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Pasuruan, Joko Haryanto mengaku biasa-biasa pasca disuntik, sehingga begitu selesai waktu istirahat, ia langsung beraktifitas seperti biasanya.
“Ndak terjadi apa-apa. Gak tau juga ya kalau dalam beberapa hari ke depan. Ada yang bilang gampang ngantuk, cepat lapar, pusing dan lain. Sementara sekarang masih tidak ada efek apa-apa,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, Dr Ani Latifah mengatakan, para wartawan merupakan penerima vaksin Tahap II dengan skala prioritas bersama TNI, POLRI, Satpol PP dan penerima lainnya.
Khusus untuk wartawan, jumlah vial yang tersedia sekitar 72 dosis, baik dari anggota PWI Pasuruan maupun organisasi wartawan resmi lain yang bertugas di Pasuruan..
Untuk itu, bagi para wartawan yang merasa belum divaksin, bisa langsung datang ke lokasi vaksin di hari yang sama.
“Silahkan bisa langsung datang ke Posko Penanganan Covid-19. Kami tunggu hari ini dengan menyertakan KTP dan kartu keanggotaan wartawan,” katanya.
Lalu bagaimana dengan wartawan yang ternyata tidak bisa mengikuti vaksin lantaran sakit atau memiliki urusan keluarga yang tidak dapat ditinggal, Ani menegaskan bahwa mereka bisa mengikuti vaksin di puskesmas terdekat dengan jadwal yang telah ditentukan.
“Kalau ada yang sakit atau punya urusan keluarga yang tidak bisa ditinggal karena urgent, maka bisa dialokasikan di lain hari dan dilaksanakan di Puskesmas terdekat,” terangnya.
Di sisi lain, vaksinasi para wartawan juga dijadikan satu dengan 40 tenaga kesehatan (nakes) tunda vaksin. Menurut Ani, puluhan tenaga kesehatan tersebut adalah mereka-mereka yang tak jadi divaksin lantaran beberapa sebab. Diantaranya tengah menyusui, tekanan darah yang masih tinggi, memiliki komorbit atau penyakit penyerta seperti kencing manis yang kadar gula dalam darahnya masih tinggi, dan sebab lainnya.
“Ada yang dulu masih menyusui. Ada juga yang pas lagi sakit, tensi darah masih tinggi, kadar gula dalam darah juga tinggi, jadi akhirnya ditunda. Dan sekarang kita jadwalkan dengan teman-teman wartawan,” tutup Ani. ( * )