SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Upacara bendera memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 dilakukan relawan Gus Fawait, calon Bupati Jember di Pilkada 2024, dengan sederhana di Monumen Pahlawan Muhammad Sroedji, Desa Karangkedawung, Kecamatan Mumbulsari, Jember, Sabtu (17/8/2024).
Dipimpin langsung Muhammad Fawait (Gus Fawait) upacara dihadiri oleh seluruh partai pengusung, PKS, PPP, Nasdem, Golkar, PKB, Gerindra, PAN, serta partai non parlemen.
Gus Fawait saat dikonfirmasi mengatakan, alasan digelarnya upacara bendera tersebut di wilayah perkebunan sebagai simbol dimana di wilayah perkebunan ada di pedesaan dan ada dipinggir pantai juga.
“Desa di wilayah perkebunan dan pinggir pantai mayoritas dihuni oleh masyarakat miskin, termasuk di Jember,” jelasnya.
“Kami ingin Indoesia termasuk Jember segera terbebas dari kemiskinan. Apalagi saat ini Jember berada diurutan nomor dua se-Jawa Timur jumlah kemiskinannya. Momen HUT RI Kemerdekaan ke-79 ini sebagai tonggak sejarah kemerdekaan Jember dari kemiskinan,” jelas politisi Gerindra ini.
“Mereka tersebar di tiga wilayah, yakni perdesaan, pinggiran hutan, pefrkebunan serta pantai,” dibeberkan Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) itu.
Gus Fawait yang juga Anggota DPRD Jatim itu menegaskan, sekarang ini, di saat angka kemiskian di Jatim turun, jumlah penduduk miskin di Jember justru meningkat.
“Permasalahan kemiskinan adalah permasalahan pekerjaan rumah bersama. Oleh sebab itu, fenomena kemiskinan tersebut ke depan jangan sampai terjadi lagi di Jember, ” jelasnya.
Berdasarkan data BPS Jember yang dikutip Gus Fawait, tren jumlah penduduk miskin di Kabupaten Jember selama periode Maret 2022-Maret 2023 bertambah sebanyak 3,73 ribu jiwa. Dari 232,73 ribu jiwa pada Maret 2022 menjadi 236,46 ribu jiwa pada Maret 2023.
Persentase penduduk miskin di Kabupaten Jember dalam rentang waktu satu tahun tersebut juga mengalami peningkatan sebesar 0,12 persen. Dari 9,39 persen pada Maret 2022 menjadi 9,51 persen pada Maret 2023.
Ditegaskan santri asal Jember itu, penduduk miskin di Kabupaten Jember tidak ditangani dengan serius. Pemberian subsidi dan bantuan langsung kepada keluarga penerima manfaat hanya bersifat sementara dan senang sesaat.
Bahkan, dengan kondisi prasarana yang cukup memadai, salah satunya infrastruktur, tak ada investor satupun yang melirik ingin berinvestasi di Jember.
“Oleh sebab itu, ke depan, jika saya dipercaya rakyat memimpin Jember, saya akan all out dan memastikan untuk pengentasan kemiskinan di Jember dan akan banyak investor masuk ke Jember sebagai upaya pengentasan kemiskinan,” tandasnya. (fin)