Reses di Sumenep, Abrari Dilapori Berkurangnya Bibir Pantai
SUMENEP, PEWARTAPOS.COM- Abrari, S.Ag, M.Psi, Anggota DPRD Provinsi Jatim dari Fraksi PDIP melakukan penyerapan aspirasi Masyarakat-Reses I di Kabupaten Sumenep, Madura (18-25 November 2024). Ia mengunjungi, berdialog dan menyerap aspirasi warga di 6 (enam) titik atau tempat di 6 (enam) Kecamatan di Kabupaten Sumenep.
“Ada banyak hal yang disampaikan warga kepada kami. Diantaranya masalah pengurangan bibir Pantai akibat abrasi atau tergerus air laut. Tiap lima tahun sekali berdasarkan data di Pemkab Sumenep, terjadi pengurangan bibir Pantai antara 1 hingga 2 meter,” paparnya.
Oleh karena itu menurut Abrari, warga masyarakat khususnya di sekitar pantai meminta kepada Pemprov Jatim untuk dibuatkan tangkis laut atau beton penyangga bibir Pantai sehingga luas Pantai tidak berkurang. “Karena tiap saat selalu tergerus atau berkurang,” paparnya.
Selain itu menurut Abrari, Masyarakat di Madura kesulitan mendapatkan air terutama ketika musim kemarau. Hal yang terjadi adalah masalah pengeboran sumur yang tidak memadai.
“Selam ini pengeboran sumur dengan kedalaman antara 40 hingga 60 meter. Itu tidak memadai. Artinya keluarnya sumber air kecil atau bahkan mati. Masyarakat mintanya pengeboran dengan kedalaman diatas 100 meter. Jadi mereka minta difasilitasi masalah tersebut,” paparnya.
Hal lain disampaikan warga adalah kerusakan jalan. Ini menjadi masalah klasik dihadapi banyak orang. Bagaimana pemerintah memperhatikan perbaikan kerusakan jalan untuk memperlancar aktivitas warga. Sebab banyak sekali dijumpai jalan rusak dan dibiarkan bertahun-tahun.
Pada titik lainnya dalam dialog, Abrari menerima aspirasi pedagang UMKM di Madura dan Sumenep pada khsususnya. “Seperti produksi keripik singkong, ketela, talas dan lain-lain. Masyarakat aktif memproduksi, namun proses pemasaran kurang ada dukungan,” katanya.
Oleh karena itu menurut Abrasi, para pelaku UMKM meminta fasilitasi untuk dibantu proses pemasaran. “Kalau mereka memproduksi secara bagus, namun pemasaran tidak jalan. Akibatnya usahanya mandek dan pelaku UMKM pindah Haluan usaha atau merantau ke Jakarta,” ujarnya. (han/rls/sa)