RS Menur Harus Rebranding
SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Keberadaan Rumah Sakit (RS) Jiwa Menur yang saat ini berkembang menjadi rumah sakit umum atau melayani tidak hanya pasien jiwa tetapi juga non jiwa, belum banyak dikenal masyarakat umum. Menurut Rudianto, MCS, Direktur New Surabaya College (NSC), yang juga pakar marketing, RS Jiwa Menur harus melalukan rebranding untuk mengakselerasi pencapaian target pelayanan masyarakat maksimal.
Ide perubahan nama atau rebranding RS Menur itu juga sempat dilontarkan Ketua PKK Jatim, Arumi Bachsin, yang juga istri Wakil Gubernur Jatim, Emil Elistianto Dardak, ketika menjadi pembicara di acara talk show dalam rangka HUT RS Jiwa Menur ke-45 di Kafe Sehat RS Menur, Kamis (31/3). Usai mendengar paparan Direktur Utama RS Menur drg. Vitria Dewi, M.Si, tentang keberadaan dan perkembangan rumah sakit, Arumi langsung menyahut, “Sebaiknya harus rebranding rumah sakit ini karena sudah berkembang melayani umum,” katanya.
Sementara pakar marketing Rudianto mengatakan, sampai saat ini mindset masyarakat mengenal RS Menur adalah rumah sakit jiwa, karena sejak berdiri tahun 1997, rumah sakit tersebut memang diperuntukkan sebagai perawatan jiwa. “Bahkan sampai ada joke yang mengatakan dibawa ke Menur orang sudah menginterpretasikan ke rumah sakit jiwa,” tegas pria asal Surabaya itu, Senin (4/4).
Selanjutnya dosen di NSC itu mengatakan, memang tidak semudah membalik tangan untuk akselerasi pengenalan rumah sakit dari yang spesifik jiwa menjadi melayani umum, terutama untuk pengenalan kepada masyarakat luas. Namun rebranding RS Menur menjadi salah satu upaya jitu yang harus dilakukan,”Bahkan kalau perlu berubah nama,” tegasnya meyakinkan.
Untuk proses rebranding, menurut Rudianto, memakan waktu minimal satu tahun, dan harus disusun rencana kegiatan pengenalan dan promosi secara masif dan terstruktur. Berbagai kegiatan yang bisa dilakukan antara lain, promosi melalui iklan, media elektronik, juga melalui sarana-sarana promosi lainnya yang tepat. “Potensi dan pasarnya masih terbuka luas meski pasca pandemi,” tuturnya.
Letak geografi yang berada di tengah Kota Surabaya dan keberadaan bangunan yang cukup representative menambah akselerasi rebranding RS Menur tidak terlalu sulit dan waktu yang lama. “Hanya saja harus juga diimbangi dengan meningkatkan mutu pelayanan dan SDM rumah sakit itu sendiri. Saya pikir mungkin yang lebih berat adalah merubah mindset SDM-nya karena sudah terbiasa menangani pasien jiwa,” lanjur pakar marketing yang sering menjadi pembicara dimana-mana itu.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama RS Menur, drg Vitria Dewi, M.Si, menyikapi masukan-masukan terhadap rumah sakit yang dipimpinnya, termasuk melakukan rebranding, mengaku sangat berterima kasih. “Kami akan pikirkan dan laksanakan mana yang terbaik. Kami butuh masukan-masukan dari manapun dan kapanpun untuk kebaikkan dan perkembangan serta peningkatan mutu dan pelayanan rumah sakit,” ujarnya.
Saat ini RS Menur sedang menyelesaikan pembangunan untuk gedung pelayanan non jiwa yang cukup megah. Dan setelah pembangunan usai, menurut dokter yang ramah itu, akan dilanjutkan dengan pengembangan-pengembangan yang lain. Tentu saja dalam rangka peningkatan mutu dan pelayanan pasien yang prima. “Kami ingin memberikan yang terbaik untuk masyarakat,” tegasnya. (joe)