Saatnya Menggali Potensi dan Prestasi Siswa pada Masa Pandemi
Oleh: Dr. Ir. Endang Setyati, M.T.*
*Kaprodi Magister Teknologi Informasi Institut Sains dan TeknologiTerpadu Surabaya,
*Dewan Pendidikan Kota Surabaya
Covid-19 muncul di Indonesia ditandai sejak ditemukannya pasien pertama dinyatakan positif pada 2 Maret 2020. Sejak saat itu, seluruh sekolah di Indonesia mengalami perubahan yang luar biasa, system Pembelajaran Tatap Muka (PTM) menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Fatalnya, ditengah upaya Pemerintah mensosialisasikan PTM , merebak Covid-19 varian Delta yang semakin mengganas. Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran, sehingga PTM tidak berpotensi menjadi cluster baru penyebaran Covid-19.
Hingga berlangsung hampir dua tahun berlangung, masa pandemic tentunya menjadi tantangan dan sekaligus peluang bagi sekolah untuk membenahi sarana prasarana dan mindset sekolah agar bisa dipercaya masyarakatya luas. Di sisi lain, sekolah swasta sebagai bagian yang tidak kalah penting dari lembaga pendidikan yang dikelola masyarakat, harus berupaya maksimal untuk bersaing dengan sekolah lainnya.
Hal ini berbeda dengan situasi di sekolah negeri, dimana semua fasilitas didukung Pemerintah. Sekolah swasta harus berinovasi untuk memperoleh peserta didik baru dan memperoleh kepercayaan masyarakat luas.
Kondisi masa pandemic ini juga membuat dampak negative lain, yakni membuat kondisi daya beli masyarakat menurun. Sedang dampak positif yang terjadi yakni bangkitnya kreativitas luar biasa dari masyarakat yang berjuang untuk mempertahankan kehidupan. Akhirnya ditemukanlah salah sayu cara untuk mengatasi dampak negative pandemic ini, yakni menumbuhkan kreativitas dan inovasi, khususnya di dunia pendidikan.
Mengoptimalkan pendidikan di masa pandemic sangat dibutuhkan, baik bagi seorang guru maupun peserta didik. Guru berupaya mengoptimalkan ilmunya, teknologi pembelajarannya, sifat social serta spiritualnya. Melalui penguasaan materi yang mumpuni, akan mampu memberikan pemahaman materi kepada peserta didik dengan baik, mampu menyampaikan pembelajaran yang mendidik, mengembangkan pribadi dan profesionalisme merupakan kompetensi bagi seorang guru sebagai pendidik. Sedangkan peserta didik mestinya terus berupaya mengembangkan potensi dirinya dengan terus belajar dan berkreasi.
Memunculkan Potensi dan Prestasi
Manusia terlahir dengan potensi dan keunikannya. Setiap orang memiliki potensi dan keunikan yang berbeda-beda. Di masa pandemi, seorang guru dan peserta didik baru belum pernah saling bertemu dan bertatap muka. Seorang guru harus bisa memancing muridnya untuk menunjukkan minat, bakat dan potensinya yang mungkin belum tergali. Di sinilah pentingnya peran orang tua dan guru menemukan potensi diri dari seorang anak.
Di masa pandemi, tentunya orang tua semakin dekat dengan sang anak selama di rumah. Melalui aktivitas pembelajaran daring dari rumah, sebaiknya orang tua lebih banyak meluangkan waktu untuk berdiskusi, membahas materi yang disampaikan guru, membantu tugas, hingga beralih peran menjadi guru bagi sang buah hati. Hal ini akan membuat orang tua lebih mengenali minat, bakat, kemampuan dan potensi anak pada jenis pelajaran tertentu.
Menggali potensi anak sejak dini sangatlah penting. Anak dapat diarahkan dan berkembang sesuai kapabilitasnya. Kecerdasan seorang anak tidak hanya diukur dari IQ saja, tetapi potensi juga mampu mengantarkan anak kepada prestasi yang membanggakan. Banyak anak sukses di dunia dengan cara mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Longgarnya waktu di rumah jadikan momentum untuk memiliki prestasi. Jangan menyalahkan kondisi dan lingkungan bilamana belum berprestasi.
Bagi seorang pendidik, jadikan setiap pertemuan pembelajaran daring sebagai kesempatan menarik simpati peserta didik. Ajak peserta didik untuk membuat sebuah karangan bebas tentang kelebihan dan kekurangannya, dalam bentuk tulisan, lisan, coretan gambar, maupun video. Luangkan waktu untuk memberikan apresiasi kepada mereka. Buatlah pola pembelajaran interaktif, berikan tugas sekolah secara kreatif dan inovatif.
Sesekali pacu adrenalin mereka untuk berkreasi secara mandiri dengan waktu pengumpulan terbatas. Dengan terbatasnya waktu seringkali bisa membangkitkan power of kepepet seseorang. Seorang anak sesungguhnya telah diciptakan dengan potensi luar biasa di luar apa yang dipikirkan seorang guru. Hanya saja potensi tersebut seringkali keluar pada saat kondisi terdesak. Inilah kehebatan dari power of kepepet, asalkan tidak dilakukan berulang kali. Fatal akibatnya bila seseorang memforsir waktu dan pikirannya dalam waktu semalaman.
Marilah orang tua, guru, peserta didik, dan masyarakat untuk menjadikan momentum pandemic sebagai titik tolak pengembangan minat, bakat, potensi, dan prestasi. Generasi baru tidak boleh menjadi generasi apatis. Mereka harus tetap optimis dalam memandang masa depan. Mereka tidak boleh diam tanpa banyak aktifitas pendidikan yang dilakukan.
Sebab tanpa aktifitas membuat potensi peserta didik tidak banyak berguna di lingkungannya. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, tetapi siapa pun bisa berprestasi. Yang bisa membedakan prestasi seseorang adalah motivasi dari prestasi itu sendiri. Marilah kita terus semangat untuk berprestasi, memunculkan potensi diri, demi masa depan kita dan negara kita tercinta Indonesia. *