SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Di tengah persaingan antar sekolah swasta yang semakin ketat menyusul daya tampung sekolah negeri yang tidak konstan alias bisa berubah-ubah, keberadaan sekolah swasta membutuhkan managerial dan program yang inovatif agar setiap tahun ajaran baru tidak kehabisan atau kekurangan murid.
“Kami sekolah swasta harus punya inovasi, punya program andalan yang bisa menarik hati calon murid baru untuk masuk, karena kalau dibanding sekolah negeri, jelas kita tidak bisa disamakan. Sekolah negeri ditanggung pemerintah sementara kita harus membiayai sendiri operasional sekolah. Namun saat ini sekolah swasta sebenarnya diuntungkan dengan adanya Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang menerapkan sistem zonasi,” ujar Endang Winarningsih, S.Pd, Kepala Sekolah SMP Taruna Jaya 1 Surabaya kepada pewartapos.com, Selasa (6/6/2023).
Kepala sekolah yang sudah tiga tahun menjabat di sekolah yang terletak di wilayah Surabaya Utara itu menambahkan, dengan inovasi dan program yang dimiliki sekolahnya, Alhamdulillah sampai saat ini sekolahnya memiliki 459 siswa. “PPDB nanti kita berharap bisa menerima enam kelas siswa baru,” tandasnya meyakinkan.
PPDB tahun lalu, SMP Taruna Jaya 1 berhasil menampung 6 kelas siswa baru, saat ini sedang membangun dua kelas baru lagi sehingga 2023 ini bisa mendapatkan tambahan dua kelas siswa baru dengan jumlah siswa sesuai rombongan belajar (rombel) 32 anak per kelas.
Tentang inovasi dan program yang akan ‘dijual’ untuk menarik siswa baru, Endang yang juga Ketua PKK RW 06 Sidotopo Wetan Kecamatan Kenjeran itu adalah memberikan mata pelajaran siswa membuat karya ilmiah ketika memasuki kelas 9.
“Kami memberikan ilmu baru kepada siswa, yakni membuat karya ilmiah. Kami juga membekali cara membuat karya ilmiah dengan tenaga pendidik sendiri. Dengan demikian diharapkan siswa punya kelebihan tersendiri ketika lulus SMP Taruna Jaya 1. Selain itu kami juga adakan English Club dan English Day,” ujarnya bangga.
Menurut ibu empat anak itu, sekolahnya bisa tetap eksis ditengah persaingan saat ini karena kerjasama yang baik dan saling pengertian antara pengurus yayasan dengan pengelola sekolah. “Yang tidak kalah berpengaruhnya adalah amal perbuatan kita, sebab sekolah kita selalu konsisten untuk menerima 30 persen jumlah siswa dari warga miskin (Gamis). Kita berpedoman mengelola sekolah ini adalah ibadah,” ujarnya tulus.
Sementara menghadap PPDM 2023-2024, Yusuf Masruh, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, berharap kolaborasi dengan sekolah swasta untuk menampung jumlah siswa usia sekolah menengah di Surabaya.
“Kita harus saling membantu dengan sekolah swasta karena hanya mengandalkan sekolah negeri saja, tidak cukup. Untuk itu kami akan ketat dalam hal PPDB ini di sekolah negeri, tidak boleh mengisi murid seenaknya sendiri. Harus sesuai rombel (rombongan belajar),” tegas pria suka humor itu.
Sementara Ketua Dewan Pendidikan Kota Surabaya, Juli Slamet Poernomo, menegaskan, jangan sampai di Surabaya ada murid yang tidak bisa sekolah karena tidak tertampung di sekolah negeri. Karena realitanya banyak sekolah swasta justru gulung tikar karena tidak mendapatkan murid.
“Jalan keluarnya adalah sekolah negeri harus disiplin menerima murid sesuai dengan pagunya. Jangan terus molor-molor seperti karet karena itu akan membuat sekolah swasta tidak mendapat bagian murid,” tegasnya. (joe)