Siapkan Generasi Emas 2045, BKKBN Gelar Webinar untuk Remaja
JAKARTA, PEWARTAPOS.COM – Direktorat Bina Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) turut berpartisipasi dalam mempersiapkan generasi emas tahun 2045 dengan menggelar Webinar bertajuk “Remaja Peduli Kesehatan Reproduksi, Stunting Dan Penurunan Angka Kematian Ibu” pada Senin (15/08/22).
Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, SP.OG.(K) menjelaskan, angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tergolong cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara tetangga yang lain.
“ Kita semua harus prihatin bahwa angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih cukup tinggi. Angka kematian bayi yakni 24/1000 kehidupan, angka ini cukup besar yang disertai pula dengan penurunan yang tidak begitu cepat maka kita butuh para remaja yang akan hamil dan melahirkan untuk memiliki pengetahuan bagaimana cara mencegah hal tersebut terjadi,” ujar dr. Hasto.
Lebih lanjut, dr. Hasto menjelaskan bahwa prevalensi angka kematian ibu di Indonesia sebesar 230/100.000. Angka ini sebanding dengan 2000-3000 kematian ibu melahirkan di Indonesia. Padahal Indonesia memiliki target di tahun 2030 yakni turun menjadi 70/100.000.
“ Sebenarnya sebagian kematian ibu dan bayi ini adalah kematian yang dapat dicegah. Maka dengan cara baru dan era baru bersama dengan generasi baru 64 juta remaja Indonesia, BKKBN berharap melalui seminar ini para remaja dapat tergugah, sadar dan mau belajar untuk tau bagaimana cara mencegah kematian, stunting dan penyakit kesehatan reproduksi yang mengganggu kesehatan reproduksi,” imbuh dr. Hasto.
Sejalan dengan hal tersebut, Direktur PT United Tractors yang diwakili oleh Himawan Sutanto menjelaskan, untuk mendukung program pemerintah dan berkontribusi terhadap percapaian tujuan tersebut pihaknya telah mencanangkan program-program dengan 2 fokus tujuan.
“ Program UT Care punya 2 fokus tujuan. Fokus yang pertama yakni menurunkan prevalensi kekurangan gizi (underweight) dan stunting pada anak dan yang kedua adalah menigkatkan kesehatan mental, gidi dan reproduksi pada remaja,” paparnya.
Himawan berpesan kepada para remaja Indonesia untuk memanfaatkan materi pembelajaran ini secara optimal agar dapat menjadi semangat dan bekal untuk bisa melek kesehatan reproduksi.
“ Kami harap remaja yang ada dalam Webinar ini dapat menjadi role model bagi remaja lain di lingkungannya sebagai remaja sehat dan membantu pemerintah dalam mencapai target generasi emas tahun 2045,” pungkasnya.(iz)