Ekonomi

Suami Istri di Malang Kembangkan Usaha Pangan dari Alang Alang

Share Berita:

MALANG,SKO.COM

MALANG,SKO.COM – Meskipun tumbuh sebagai tanaman parasit yang mengganggu tanaman tanaman di sekitarnya tapi pada kenyataannya tanaman ini memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan. Akar alang-alang memiliki kandungan yang sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai pengobatan dan digunakan untuk menjaga kesehatan tubuh

Sulastri dan Roslan pasangan suami istri pada awal tahun 2007 mulai mengolah akar Alang-alang menjadi produk minuman kesehatan. “Bahan baku mudah sekali, ditanamkan Allah tinggal panen saja, bisa mencari di lapangan, gunung Kawi, gunung Arjuno, tetapi kalau di hutan tidak boleh,” katanya, Selasa (25/5).

Tanaman seperti rumput dengan bunga berwarna putih ini banyak tumbuh di lahan yang tidak teegatap. Biasanya daunnya dapat digunakan untuk makanan Sapi sedangkan akarnya dibiarkan begitu saja.
Menurutnya,”manfaatnya banyak untuk menurunkan panas dalam, gejala kencing batu, membersihkan batu ginjal,”tambahnya.

Sulatri menjelaskan,”prosesnya akar Alang-alang. gula, air, madu, direbus sampai mendidih, disaring, direbus lagi, terus dikemas. dalam 1 hari membutuhkan rata-rata 5 kg akar alang-alang yang sudah dikeringkan, dijamin asli, gula asli, tidak ada esennya, karena tidak ada esen Alang-alang,”jelasnya.

Pada musim hujan bahan baku akar Alang-alang sudah distok dalam jumlah banyak, hal ini untuk persediaan karena cara mengeringkannya butuh waktu sekitar 1 minggu, akar alang-alang tidak baik kalau pengeringannya dengan menggunakan mesin oven karena manfaatnya akan hilang, sedangkan apabila dimasak pada waktu basah akan berbau tanah dan rasanya berbeda.

Untuk kemasan ukuran 120 ml tiap cupnya dijual dengan harga pasaran Rp 25 ribu dalam 1 dus berisi 24 buah. “Permintaan lebaran tahun ini mulai banyak dibandingkan tahun lalu, karyawan saya 10 orang, dalam 1 hari 2 orang dapat menghasilkan sekitar 100 dus dengan sistem kerja borongan,”katanya.

Sulatri menambahkan, “produknya dapat bertahan selama 1 tahun asal tidak terkena sinar matahari langsung, harus steril, kalau tidak mengelembung, keruh semuanya, cara memegangnya jari tangan tidak boleh masuk harus diluar sehingga tidak banyak yang rusak.”

Sulatri dan suaminya adalah peraih perhargaan bidang produktifitas tingkat propinsi Jawa Timur untuk perusahaan berskala kecil tahun 2010, juara harapan 1 gugus kendali mutu tahun 2014 ini, melalui kelompok Sangga Mitra yang diketuainya juga memproduksi minuman jahe, temulawak, kunyit putih, kunir asam, serta kopi rosela. ( * )

Sulastri dan Roslan pasangan suami istri pada awal tahun 2007 mulai mengolah akar Alang-alang menjadi produk minuman kesehatan. “Bahan baku mudah sekali, ditanamkan Allah tinggal panen saja, bisa mencari di lapangan, gunung Kawi, gunung Arjuno, tetapi kalau di hutan tidak boleh,” katanya, Selasa (25/5).

Tanaman seperti rumput dengan bunga berwarna putih ini banyak tumbuh di lahan yang tidak teegatap. Biasanya daunnya dapat digunakan untuk makanan Sapi sedangkan akarnya dibiarkan begitu saja.
Menurutnya,”manfaatnya banyak untuk menurunkan panas dalam, gejala kencing batu, membersihkan batu ginjal,”tambahnya.

Sulatri menjelaskan,”prosesnya akar Alang-alang. gula, air, madu, direbus sampai mendidih, disaring, direbus lagi, terus dikemas. dalam 1 hari membutuhkan rata-rata 5 kg akar alang-alang yang sudah dikeringkan, dijamin asli, gula asli, tidak ada esennya, karena tidak ada esen Alang-alang,”jelasnya.

Pada musim hujan bahan baku akar Alang-alang sudah distok dalam jumlah banyak, hal ini untuk persediaan karena cara mengeringkannya butuh waktu sekitar 1 minggu, akar alang-alang tidak baik kalau pengeringannya dengan menggunakan mesin oven karena manfaatnya akan hilang, sedangkan apabila dimasak pada waktu basah akan berbau tanah dan rasanya berbeda.

Untuk kemasan ukuran 120 ml tiap cupnya dijual dengan harga pasaran Rp 25 ribu dalam 1 dus berisi 24 buah. “Permintaan lebaran tahun ini mulai banyak dibandingkan tahun lalu, karyawan saya 10 orang, dalam 1 hari 2 orang dapat menghasilkan sekitar 100 dus dengan sistem kerja borongan,”katanya.

Sulatri menambahkan, “produknya dapat bertahan selama 1 tahun asal tidak terkena sinar matahari langsung, harus steril, kalau tidak mengelembung, keruh semuanya, cara memegangnya jari tangan tidak boleh masuk harus diluar sehingga tidak banyak yang rusak.”

Sulatri dan suaminya adalah peraih perhargaan bidang produktifitas tingkat propinsi Jawa Timur untuk perusahaan berskala kecil tahun 2010, juara harapan 1 gugus kendali mutu tahun 2014 ini, melalui kelompok Sangga Mitra yang diketuainya juga memproduksi minuman jahe, temulawak, kunyit putih, kunir asam, serta kopi rosela. ( * )


Share Berita:
Tags
Show More

Related Articles

Back to top button
Close
Close