Subandi Sidak 120 Hektar Sawah Desa Kupang yang Kekurangan Air
SIDOARJO, PEWARTAPOS.COM – Lahan pertanian di Desa Kupang, Jabon seluas 120 hektar mengalami kekeringan. Para petani mengeluh karena padi siap tanam terancam mati. Permasalahan ini perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah, karena jika terjadi gagal panen, stabilitas ketahanan pangan bisa terganggu.
Merespon keluhan petani Desa Kupang, Plt. Bupati Sidoarjo, Subandi, siang tadi (4/6) langsung melakukan sidak, didampingi Sekda Sidoarjo, Fenny Apridawati, Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan, Makhmud, serta Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo, Eni Rustianingsih.
Setelah melihat langsung kondisi lahan pertanian tersebut, ia segera berkoordinasi dengan Dinas PU Bina Marga dan SDA Kabupaten Sidoarjo, meminta Kepala UPT Air dan Jalan di kecamatan untuk pengaturan pembagian irigasi yang baik, dengan fokus pada lahan yang kering agar pembagian air tidak menjadi persoalan.
“Kasihan petani, memasuki musim tanam tapi tidak bisa menanam padi karena terkendala pengairan lahan pertanian,” jelasnya.
Menurut Subandi, memasuki musim kemarau mempengaruhi debit air sungai yang biasa mengaliri sawah Desa Kupang. Akibatnya, pembagian air irigasi dari Sungai Mangetan Kanal Desa Mliriprowo, Kecamatan Tarik, kurang optimal.
Pemerintah daerah akan berupaya memberikan bantuan pompa air sekaligus BBM-nya. Selain itu, juga akan berupaya untuk memfungsikan kembali rumah pompa air peninggalan Belanda yang ada di Jabon.
“Kita akan perintahkan Dinas PU Bina Marga dan SDA Sidoarjo untuk audiensi ke Kementerian Pertanian dan Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PU PR di Jakarta. Karena kita perlu izin agar pintu air yang ada dengan pompa besar di Jabon bisa difungsikan kembali untuk menambah debit air di daerah Jabon,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kupang, Mukhamad, mengatakan terdapat 190 hektar lahan persawahan di desanya. Dari seluruh luas lahan tersebut, 120 hektarnya mengalami kekurangan air. Akibatnya, bibit padi siap tanam terancam mati bila sawah tidak segera dialiri air.
“Kondisi ini sudah berlangsung selama sepuluh hari. Pihak desa sudah menyampaikan ke dinas terkait, namun harus tetap menunggu jadwal gilir air,” ucapnya.
Mukhamad sangat berharap air irigasi segera masuk ke persawahan desanya sesuai jadwal. Dengan begitu, bibit padi yang berusia 15 sampai 20 hari dapat segera ditanam. Kondisi persawahan Desa Kupang ini sudah emergency, mohon pemerintah daerah dan dinas terkait segera membantu mengatasi kekeringan lahan ini. (zki)