Sumber Air Plumpungan Destinasi Wisata Baru di Kediri
KEDIRI, SKO.COM – Sumber Air Plumpungan menjadi destinasi wisata baru di Kabupaten Kediri. Belantara seluas 2,5 hektar disulap menjadi kawasan wisata edukasi yang mempesona. Sumber Plumpungan menjadi daerah konservasi dan ekologi. Ada beragam tumbuhan dan pohon berusia ratusan tahun dengan ukuran raksasa tumbuh di tempat ini.
Masa pandemi Covid-19 dimanfaatkan oleh Pemerintah Desa Tawang, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri untuk mengembangkan sarana dan prasarana wisata Sumber Air Plumpungan. Pembangunan fasilitas jalan dan lampu penerangan akan mempermudah akses menuju lokasi wisata alternatif bagi masyarakat Kediri dan sekitarnya .
Camat Wates, Arif Gunawan mengatakan, meskipun di masa pandemi Covid-19, namun tidak menyurutkan niat Pemdes Tawang untuk mengembangkan potensi wisata Sumber Air Plumpungan. Harapannya, setelah bencana non alam tersebut telah berakhir, Wisata Air Plumpungan sudah siap untuk dinikmati oleh masyarakat.
“Kami sedang membangun akses jalan menuju Sumber Air Plumpungan yang selama ini sulit dijangkau. Sehingga wisatawan menjadi mudah untuk mencapai lokasi wisata,” kata Arif Gunawan. Selain akses jalan, lampu penerangan juga menjadi prioritas pengembangan sarana dan prasarana di kawasan wisata alam berbasis sumber mata air itu.
Lokasi Sumber Air Plumpungan berada di jalur menuju obyek wisata Gunung Kelud. Hal ini tentunya bisa menjadi tempat singgah yang tepat bagi wisatawan sebelum atau sesudah dari Kelud. Namun, di masa pandemi Covid-19, obyek wisata milik Pemdes Tawang ini masih ditutup untuk umum.
Tempat wisata ini dikelola pemerintah Desa Tawang melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Sebelumnya, tempat wisata ini berupa belantara yang banyak dihuni hewan melata seperti ular. Kemudian, pada 2018 Pemerintah Desa Tawang
melakukan inovasi dengan menyulapnya menjadi obyek wisata alam. Dengan memanfaatkan Dana Desa (DD), sumber mata air yang rimbun dipersolek.
“Sekarang sudah ada berbagai fasilitas pelengkap. Diantaranya, kolam pemancingan, kolam renang, kolam terapi ikan, stand UMKM dan panggung penampilan untuk kesenian Reog,” kata Arif.
Stand UMKM tersebut diperuntukkan bagi produk-produk UMKM lokal warga lereng Gunung Kelud. Mulai dari bawang goreng, rengginang, peyek kacang dan susu sapi dari para peternak setempat. Kemudian yang paling khas adalah minuman jamu tradisional. Di Desa Tawang ini terdapat Kampung Jamu Tradisional yang ditekuni oleh 150 Kepala Keluarga (KK).
“Di tempat kami ini terdapat produsen jamu tradisional yang sudah turun-temurun. Mereka biasanya berjualan jamu ke pasar-pasar tradisional. Nanti, produk mereka bisa masuk ke stand UMKM di Wisata Sumber Air Plumpungan ini,” tambah Arif. (bur)