SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Komunitas Mata Hati mengadakan kumpul bersama guna memperingati Hari Braille se-Dunia di Sekretariat Komunitas Mata Hati Jl Rungkut Asri XIII No.16 Surabaya, Kamis (4/1/2024).
Acara yang terkesan nyantai itu diwarnai diskusi ringan namun bernuansa kekinian. Membahas perkembangan teknologi yang kini sama pentingnya dengan tongkat bagi tunanetra. Di samping itu, masih relevannya huruf Braille di era internet seperti sekarang ini.
“Meski di kehidupan sehari-hari sudah akrab dengan gadget, simbol Braille masih tak tergantikan. Misalnya, ketika kita, disabilitas netra berada di fasilitas umum, kita sangat memerlukan petunjuk yang bersifat konvensional yang dapat langsung bisa diraba,” papar Alfian, tunanetra yang berprofesi sebagai ASN Kemendes itu.
Senada dengan Alfian, Prana menyatakan, penggunaan Braille, khusus di bidang pendidikan exact, sebagian besar tanda belum dapat diakses alat bantu teknologi bagi disabilitas penglihatan.
“Terutama dalam pelajaran ilmu pasti seperti matematika dan kimia, banyak symbol-simbolnya belum bisa diakses dengan aplikasi pembaca layar komputer kami,” tandas tunanetra yang juga berprofesi sebagai guru SLB di daerah Sidoarjo itu.
Sedang Pembina Komunitas Mata Hati, Dian Ika Riani, mengakui, masih belum bisa berbuat banyak bagi saudara-saudara kita penyandang disabilitas dan semoga kepedulian yang sedikit ini untuk sesama, bisa membantu. “Kami mengajak saudara-saudara untuk peduli sesama. Kita harus membantu mereka dengan cinta dan kasih karena mereka juga umat Allah,” tegasnya. (joe)