Tim Biliar Porwarnas Jatim Punya Beban Juara Bertahan
SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Tim biliar Jawa Timur yang akan berlaga di Porwarnas XIII/2022 di Malang Raya, 21-27 November 2022, terus mengasah kemampuan. Predikat sebagai juara bertahan, membuat tim yang dilatih Tonny Ho ini harus kerja keras.
“Selepas Porwarnas Bandung, mereka makin jarang bermain. Bahkan, pandemi Covid-19, juga memaksa mereka gantung stik. Jangankan empat tahun, sebulan saja kalau tidak pernah pegang stik, itu sangat berpengaruh. Untungnya, mereka sudah punya dasar, tinggal moles lagi dengan latihan rutin, disiplin, kemampuannya bisa kembali,” kata Tonny Ho.
Menurutnya, sebagai juara bertahan, tim biliar Jatim punya beban berat untuk mempertahankannya. Ditambah lagi tim-tim daerah lain, kemampuan atletnya mengalami perkembangan.
Ia memisalkan tim biliar Yogyakarta. Saat Pra Porwarnas lalu, ia dengar atlet Yogyakarta diisi wajah-wajah baru. Punya kemampuan lebih bagus dari atlet-atlet Yogya sebelumnya.
“Ini artinya apa, bahwa nantinya bukan cuma Yogya saja, tetapi provinsi lainnya juga. Inilah yang harus diantisipasi. Jadi, suka atau tidak suka, atlet Jatim harus betul-betul disiplin latihan. Tapi, saya masih punya keyakinan soal kemampuan kawan-kawan ini. Selama beberapa hari latihan, kemampuan mereka mulai ada perkembangan yang bagus,” ujarnya.
Sementara itu, Muhammad Mustaqim alias Ambon, Dhanny Dharmawan, dan Wetly, sudah mulai latihan di Galaxy Pool Jalan Pandegiling Surabaya. Dalam seminggu, mereka berlatih tiga sampai empat kali.
“Sudah ada dua mingguan ini latihannya. Tapi, belum rutin. Kadang main sendiri atau sparing sama pemain lainnya,” kata Ambon, Rabu (21/9/2022).
Soal 2 medali emas yang ditarget, ia mengaku tim bim biliar Jatim masih tetap optimistis bisa meraih medali. “Pokoknya siap terus, tetap optimistis, dan Insya Allah bisa meraih target,” katanya.
Sementara Dhany mengatakan, skill pemain bisa kembali terbentuk ketika latihannya rutin dan terprogram.
“Artinya, makin rutin latihannya, hasilnya pun akan semakin bagus. Kan lama gak latihan, pergelangan sempat kaku. Antara keinginan dan pukulan, biasanya tidak sinkron. Jadi, ini harus dipertajam lagi,” imbuhnya.
Hal senada disampaikan Wetly. Menurutnya, juara bertahan menjadi beban tersendiri bagi Tim Biliar Jawa Timur.
“Sekarang, tinggal bagaimana memoles kemampuan. Namun, hal paling penting adalah melatih mental dalam pertandingan. Sebagus apa main kita, kalau mentalnya goyang, permainan menjadi tidak maksimal.
Koordinator tim, Romi Sucipto mengatakan, karena pelaksanaan Porwarnas semakin dekat, dirinya langsung mengambil inisiatif dengan mengajak atlet untuk berlatih.
“Sejak dipercaya menjadi koordinator, sempat beberapa kali mendampingi tim untuk latihan. Saya melihat, permainannya mengalami peningkatan dari hari ke hari. Semoga stabil terus, sehingga saat Porwarnas nanti bisa meraih medali emas,” katanya berharap. (yus)