Tim KKN ITS Lakukan Observasi Potensi Wilayah Pulau Kangean
MADURA, PEWARTAPOS.COM – Keterbatasan yang berasal dari beberapa aspek membuat Kepulauan Kangean yang terletak di Kabupaten Sumenep belum dapat mengoptimalisasi potensi yang dimiliki secara baik. Keterbatasan tersebut berupa sulitnya akses terhadap fasilitas dasar seperti sarana prasarana, pelayanan kesehatan juga adanya kebutuhan pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Untuk itu, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan kampus mitra melakukan Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) dengan mengidentifikasi masalah dan menganalisis potensi wilayah terhadap lima pulau di kepulauan tersebut.
“ Dalam pelaksanaan KKN ini, ITS menerjunkan 3 orang mahasiswa dan dibantu oleh 2 orang dari kampus mitra yakni Unesa jurusan psikologi dalam tahap pengumpulan data dan nantinya ata yang didapat digunakan sebagai input perencanaan jangka pendek hingga menengah setiap wilayah” ujar Muhammad Jaelani ST, MSc. PhD, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) mahasiswa ITS dalam keterangannya pada Senin (10/10/22).
Jaelani menjelaskan bahwa KKN Abmas ini dilaksanakan di 5 pulau, yakni Pulau Sakala, Pulau Pagerungan Besar, Pulau Pagerungan Kecil, Pulau Sapeken, dan Pulau Gili Genting.
Program KKN yang bertajuk “Mendengar Suara Orang Pulau” ini merupakan inisiasi dari Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) milik Universitas Airlangga (Unair). Sebagai perguruan tinggi mitra, ITS dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) diundang untuk berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan masyarakat pulau.
Kolaborasi antara ketiga perguruan tinggi ini mencakup pelayanan kesehatan serta pengembangan masyarakat(community development). Tim KKN ITS di sini fokus terlibat dalam community development yang bertugas melakukan survei dan observasi kondisi eksisting pulau secara komprehensif.
Lebih lanjut Jaelani menjelaskan bahwa observasi dan pengumpulan data eksisting dilakukan selama 24 hari pada bulan Juni hingga Juli 2022. Setelah itu dilakukan focus group discussion (FGD) dan pemaparan yang melibatkan stakeholder untuk memvalidasi data survei dan melakukan perencnaan secara partisipatif.
Setelah dilaksanakan observasi, didapatkan hasil bahwa Pulau Sakala, Pulau Pagerungan Besar, dan Pulau Pagerungan Kecil yang tidak dapat mengakses listrik selama 24 jam. Sebagai imbasnya maka aktivitas warga menjadi terhambat. Padahal kondisi seperti itu seudah terajdi sejak berpuluh tahun lalu dan belum adanya upaya yang signifikan oleh pemerintah.
Jaelani dan tim KKN Abmas juga menyoroti masalah sampah lingkungan yang perlu dengan segera mendapatkan perhatian khusus. Warga pulau menyebutkan kurangnya SDM dan sarana pengelolaan sampah sehingga sampah yang akan ditumpuk dan parahnya lagi dibuang di laut.
Padahal potensi sumber daya alam, potensi geografis, serta potensi pariwisatanya sangat tinggi. Jika dioptimalkan, potensi tersebut dapat mendorong pembangunan serta perekonomian warga pulau.
“ Karena kurangnya pengetahuan akan pemasaran dan manajemen menjai hambatan terbesar bagi warga pulau untuk meningkatkan kualitas hidup mereka,” imbuh Jaelani.
Ketua Tim KKN Abmas berharap, data yang dihasilkan dan telah dianalisis ini kedepannya dapat berguna sebagai dasar kegiatan KKN selanjutnya. Data-data yang telah dikumpulkan dapat diolah menjadi sebuah informasi dan strategi perencanaan agar KKN yang akan dilaksanakan kedepannya dapat sesuai dengan sasaran dan harapan orang-orang pulau.
“ Semoga kerjasama yang melibatkan banyak kampus di Jawa Timur ini dapat memberikan manfaat untuk tim utama RSTKA dan juga melahirkan peluang pemberdayaan masyarakat yang berdampak positif dan besar bagi masyarakat,” pungkas Jaelani.(iz)