Tim SMADA Surabaya Raih Dua Penghargaan di Bangkok IPITEx
SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Lima siswa SMA Negeri 2 (SMADA) Surabaya menorehkan prestasi gemilang dalam ajang Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition (IPITEx). Melalui inovasinya berupa Elderly Monitoring System With Artificial Intelligence (EMS-AI), SMADA Surabaya berhasil mengantongi dua penghargaan sekaligu, yakni medali perak kategori Medical and Internet of Things (IOT) dari NRCT (National Research Council of Thailand).
NRCT merupakan organisasi pemerintah di bawah Perdana Menteri yang mempromosikan dan mendukung penelitian, penemuan, inovasi dan transfer teknologi kepada pengguna terkait baik sektor swasta maupun negeri. Selain itu, tim SMADA juga mendapatkan penghargaan berupa special award dari Medical University of Lodz Polandia.
Sedangkan EMS-AI sendiri merupakan sistem monitoring berbasis AI atau kecerdasan buatan untuk mengawasi orang tua yang hidup mandiri tanpa keluarga.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan apresiasi dan rasa bangganya. Menurutnya, prestasi ini menjadi bukti betapa perkembangan teknologi kecerdasan buatan telah sampai di tangan peserta didik. Maka, yang perlu dilakukan saat ini adalah membina bakat dan potensi mereka untuk menciptakan inovasi yang berdampak positif bagi kehidupan.
“Inovasi ini sangat aware dengan kondisi saat ini. Ketika seluruh anggota keluarga sibuk beraktifitas di luar, maka kewajiban untuk berbakti kepada orang tua tetap dapat dilakukan dengan dukungan teknologi yang dikembangkan berbasis AI,” ujar Gubernur Khofifah Senin (13/02/23).
Lebih lanjut Gubernur Khofifah mengatakan, EMS-AI ini merupakan wujud nyata dari implementasi IKI (Inisiatif, Kolaboratif, dan Inovasi) yang dicetuskannya sebagai jawaban atas tantangan masa depan.
“Kita terus berharap bahwa anak-anak didik kita di sekolah maupun di perguruan tinggi terus meningkatkan semangat IKI dalam mengembangkan daya saing dan menjawab tantangan masa depan,” tutur Gubernur Khofifah.
Adalah Muhammad Rezqy Agung, Fazil Sabillarasyad, Muhammad Thufail Addausy, Hernawan Santosa, Ayman Nawwaf Alfina kelima siswa yang telah berhasil menciptakan inovasi tersebut untuk bersaing dengan berbagai inovasi dari 24 negara.
Sementara itu, Muhammad Rezqy Agung menjelaskan, kelebihan dari inovasi ini adalah tetap memperhatikan privasi orang tua. Sebab, inovasi EMS-AI dapat berfungsi tanpa harus menggunakan kamera pengawas alias CCTV.
“Kami membuat sistem pengawasan orang tua yang terhubung dengan aplikasi sehingga kegiatan mereka di rumah dapat dimonitor dari jarak jauh. Kendati demikian, sistem pengawasan ini tetap mengedepankan privasi orang tua dengan tidak memasang kamera pengawas atau CCTV,” jelas M Rezqy Agung.
Untuk menciptakan sistem pengawasan ini, Rezqy bersama timnya membuat perangkat dengan empat sensor khusus. Di antaranya ialah sensor gerak, sensor suhu, sensor pintu dan sensor detak jantung. Dari sensor yang membaca data aktifitas orang tua di rumah. Dari data yang tersimpan di data base, sistem AI mengelolanya sebagai kebiasaan rutin orang tua.
“Pengambilan data kebiasaan itu dilakukan antara tiga minggu sampai satu bulan. Data tersebut akan dikelola dengan sistem AI dan dijadikan sebagai data kebiasaan hidup. Selanjutnya, selama sistem pengawasan beroperasi, EMS-AI akan terus menyimpan data kebiasaan hidup orang tua secara update,” jelas Rezqy.
Berdasarkan data kebiasaan tersebut, sensor akan merespon jika orang tua melakukan kebiasaan yang berbeda. Misalnya kebiasaan tidur orang tua yang sehari-hari dilakukan mulai pukul 22.00. Jika lebih dari 22.00 orang tua belum istirahat di kamar maka sistem akan mengirimkan notifikasi ke keluarga yang memegang aplikasi sistem monitroing.
Rezqy menceritakan, inisiatif terciptanya inovasi ini karena sejumlah peristiwa yang dialami orang tua jompo tanpa keluarga. Untuk itu, sistem ini dibuat demi menghindari hal-hal vital yang tidak ingin terjadi pada orang tua.
“Alat ini masih kompatibel untuk diaplikasikan di rumah dengan jumlah satu orang tua. Sehingga belum bisa diaplikasikan untuk panti jompo dengan banyak orang tua,”pungkasnya.(iz)