Ekonomi

Tobatenun Gelar Pameran Tenun Batak “Ekosistem Budaya & Masyarakat” di Adiwastra 2022

Share Berita:

JAKARTA, PEWARTAPOS.COM- Kain tenun merupakan aset dan warisan budaya tak benda yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal, filosofi kehidupan dan menjadi sejarah dalam perjalanan kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah tenun Batak atau kain ulos yang menggambarkan lingkaran kehidupan masyarakat Batak; mulai dari kelahiran, pernikahan, hingga kematian.

Tobatenun sebagai organisasi dan komunitas budaya yang fokus untuk program revitalisasi dan pengembangan tekstil tenun, khususnya tenun Batak menggelar Pameran Tenun Batak “Ekosistem Budaya & Masyarakat” pada Adiwastra berlokasi di JCC Hall A yang berlangsung dari 9-13 Februari 2022.

Sejak didirikan pada tahun 2018 yang lalu, Tobatenun menggunakan pendekatan sustainable fashion yang fokus terhadap 3 pilar utama dalam pengembangan ekosistem budaya dan masyarakat, yaitu; (1) pengembangan dan komersial produk-produk tenun batak, (2) pengembangan dan komersial produk ready to wear, serta (3) pengembangan komunitas artisan dan regenerasi perajin tenun.

Tobatenun berupaya untuk meningkatkan edukasi baik secara teknik maupun material terhadap perajin untuk mencapai standarisasi kualitas tenun. Sehingga dapat menghasilkan kompetensi dan mengolah tenun Batak menjadi kreasi produk kontemporer yang mampu bersaing di industri mode tanah air hingga mancanegara.

Kerri Na Basaria, Founder dan CEO PT Toba Tenun Sejahtra, menjelaskan “Di Tobatenun social value dan business value harus berjalan berdampingan. Melakukan berbagai program pendampingan dan edukasi yang berkelanjutan untuk mendapatkan hasil karya tenun yang terstandarisasi, salah satunya adalah untuk menciptakan suatu produk atau motif tenun baru (kontemporer).

Disamping itu, setiap inovasi produk yang dilakukan oleh Tobatenun merupakan hasil riset yang melibatkan ekosistem perajin mulai dari; pengelos, pangani, pembuat motif, penenun, hingga panirat. Bagi kami perajin adalah mitra utama, oleh karena itu, Tobatenun berkomitmen untuk memperjuangkan sistem perdagangan yang adil bagi mereka. Mengubah rantai distribusi dan bisnis model sehingga setiap perajin dapat tumbuh kuat dan terus meningkatkan keterampilan mereka untuk menciptakan karya yang lebih baik lagi”.

Melalui berbagai program yang telah dilakukan, Tobatenun berupaya untuk mengembalikan kebanggaan perajin terhadap profesi yang mereka tekuni. Menciptakan karya-karya tenun dengan inovasi kekinian, sehingga tidak hanya sebagai kebutuhan sandang yang sarat akan simbol budaya, kasih sayang, dan persatuan tetapi juga bernilai ekonomi yang berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan perajin. “Bersama kelompok-kelompok tenun kami terus berinovasi, memperkuat ekosistem dan menemukan solusi bersama untuk menciptakan nilai tambah produk berbasis budaya. Sehingga kebanggaan ini tidak hanya milik partonun, tetapi juga masyarakat Batak dan Indonesia. Ini juga sesuai dengan tagline dari Tobatenun yaitu Bangga Bertenun, Bangga Berbudaya” Ujar Kerri Na Basaria.

Pameran Tenun Batak “Ekosistem Budaya & Masyarakat”

Berpartisipasi pada Adiwastra 2022, Tobatenun secara langsung hadir kepada end consumer (target hilir dari ekosistem tenun). Pada pameran ini Tobatenun menampilan koleksi tenun (tekstil dan produk mode) karya inovasi perajin dari kelompok binaan Jabu bonang.

Memberikan informasi secara artikulatif kepada pengunjung Adiwastra terkait pilar, tujuan, dan fokus dari Tobatenun. Hadir dengan tema “Ekosistem Budaya dan Masyarakat” yang merupakan wujud konsistensi Tobatenun untuk terus memberikan edukasi publik terkait revitalisasi ragam tekstil dan ekosistem masyarakat budaya.

Pada pameran ini, terdapat 3 ruangan yang masing-masingnya menceritakan perjalanan Tobatenun yaitu: (1) ruang legacy yang memberikan penjelasan tentang filosofi dan pergerakan budaya dan gambaran bagaimana penggunaan tenun Batak dalam kehidupan masyarakat Batak. Pada ruangan ini juga menampilkan koleksi Ulos lawas Pinusaan.

(2) Ruang innovation bercerita tentang komitmen Tobatenun dalam merevitalisasi tenun Batak secara bertanggung jawab (sustainable), pengembangan motif-motif kontemporer turunan dari motif tenun Batak, hingga informasi terkait ekosistem Tenun di Sumatera Utara.

(3) Ruangan community menampilkan kekuatan ekosistem tenun berbasis komunitas dan kelompok kerja, dimana Tobatenun memiliki rumah komunitas partonun Jabu Bonang serta kampanye tentang fair trade dan transparansi bisnis bagi perajin.

Melalui pameran ini, Tobatenun juga menyoroti tentang potensi tenun batak sebagai produksi industri ekonomi kreatif. Keunggulan nilai-nilai kearifan lokal serta kekuatan komunitas mampu menjadi model pembangunan yang berlandaskan kebudayaan. Tobatenun juga menekankan bahwa ekosistem masyarakat lokal dapat menjadi penguatan pertumbuhan ekonomi, sosial, dan ekologis.(ist)


Share Berita:
Tags
Show More

Related Articles

Back to top button
Close
Close