BLITAR, PEWARTAPOS.COM – Memasuki Tahun Baru Saka 1945 umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi yang jatuh pada Rabu (22/3). Dalam rangkaian Hari Raya Nyepi umat Hindu melaksanakan upacara melasti. Upacara melasti bertujuan untuk menyucikan diri dan menyucikan alam semesta serta menyucikan sarana dan prasarana upacara yang ada di pura dengan mengambil tirta amerta atau air suci yang ada di laut atau samudera. Upacara melasti dilaksanakan umat Hindu se-Blitar Raya di Pantai Jolosutro Desa Ringinrejo Kecamatan Wates, Selasa (14/3/2023)
Pembimas Hindu Provinsi Jawa Timur, Budiono hadir dalam upacara melasti yang dihadiri sekitar 15 ribu umat Hindu dari Wilayah Blitar Raya. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa rangkaian upacara melasti wajib dilaksanakan oleh umat Hindu yang merayakan hari raya nyepi, kemudian dilanjutkan dengan upacara tawur agung kesanga dan puncaknya akan melaksanakan catur brata penyepian atau empat hal yang menjadi pantangan untuk dilakukan selama melaksanakan penyepian yaitu selama 24 jam.
“Catur brata penyepian yang dimaksud adalah Amati Geni tidak menyalakan api, Amati Karya tidak bekerja, Amati Lelungan tidak bepergian, dan Amati Lelanguan tidak bersenang-senang,” tutur Budiono.
Turut hadir juga pejabat daerah Kabupaten Blitar yaitu Bupati Blitar beserta jajarannya, Kapolres Blitar beserta jajarannya, Dandim Blitar beserta jajarannya, Camat Wates beserta jajarannya.
Dengan dilaksanakannya melasti di Pantai Jolosutro menjadi semangat umat Hindu khususnya di Wilayah Blitar Raya untuk menyambut tahun baru saka 1945 yang merupakan tahun baru bagi umat Hindu dan semangat menyambut Hari Suci Nyepi.
Pada tahun ini, tema Nyepi adalah “Melalui Dharma Agama dan Dharma Negara Kita Sukseskan Pesta Demokrasi Indonesia” yaitu dapat terjalin kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, tidak terpecah belah oleh politik identitas dan tetap mejaga toleransi beragama.(Kemenag Jatim/br)