Jatim

Usulkan Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji Terlebih Dahulu

Setelah Jemaah Mendapatkan Porsi Haji Untuk Keberangkatan Haji 2024

Share Berita:

SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Jemaah haji asal Embarkasi Surabaya sampai saat ini masih mendominasi angka meninggal dunia di tanah suci se-Indonesia. Dengan total 165 orang, atau mencapai 22 persen, sedangkan total se-Indonesia 740 orang. Oleh karena itu Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Embarkasi Surabaya mengusulkan pemeriksaan kesehatan akan dilakukan di awal sebelum proses pelunasan biaya perjalanan ibadah haji (bipih).

Kepala PPIH Debarkasi Embarkasi Surabaya, Husnul Maram mengatakan akan mengusulkan pemeriksaan kesehatan jemaah haji terlebih dahulu setelah jemaah mendapatkan porsi haji untuk keberangkatan haji 2024. Langkah tersebut untuk meminimalisir banyaknya jemaah haji yang meninggal dunia dan sakit selama di tanah suci. Usulan tersebut akan disampaikan ketika evaluasi secara nasional setelah penyelenggaraan haji usai.

“Pada evaluasi penyelenggaraan haji tahun ini secara nasional kami akan usulkan bahwa pemeriksaan kesehatan lebih dulu di awal. Ketika sudah dinyatakan istitaah atau mampu secara fisik dan mental jamaah oleh Dinkes dan Kemenag baru kemudian baru melunasi bipih,” kata Maram, Jumat (28/7).

Selama ini pemeriksaan kesehatan bagi jemaah sebelum berangkat ke tanah suci dilakukan setelah jemaah haji mendapatkan porsi dan melunasi bipih. Sehingga waktu yang singkat dengan keberangkatan dirasa kurang maksimal untuk memantau kesehatan jemaah haji.

“Meskipun ketika di Embarkasi telah istitaah dan layak terbang. Namun ketika di sana beda lagi kondisinya. Nah, kondisi seperti ini yang harus diantisipasi dengan pemantauan kesehatan secara kontinyu sebelum oleh Dinas Kesehatan atau pihak puskesmas,” terang pria yang juga Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Timur itu.

Maram mengaku bahwa rata-rata jemaah haji yang meninggal dunia mempunyai riwayat penyakit dan juga dalam kondisi kelelahan selama berada di tanah suci.

“Mudah-mudah tahun depan ada kebijakan baru untuk jemaah haji. Karena ibadah haji lebih banyak menggunakan fisik dan juga mental. Sehingga harus lebih diutamakan,” harapnya.

Total jemaah haji yang tergabung dalam debarkasi Surabaya, yang meninggal dunia mencapai 165 orang, dengan rincian 160 orang dengan rincian provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) 4 orang dan provinsi Bali 1 orang. Yang meninggal dunia di pesawat ada 2 orang, dan 1 orang yang meninggal dunia ketika tiba di Bandar Udara Internasional Juanda.

“Untuk jemaah haji yang meninggal dunia usia 41-50 tahun ada 5 orang, usia 50-60 tahun ada 22 orang, usia 61-75 tahun ada 80 orang, dan usia 75 tahun ke atas ada 58 orang. Jadi yang masih mendominasi meninggal dunia usia 61-75 tahun,” terangnya.

Selain itu pihaknya juga mengusulkan baju jemaah ketika kedatangan sebagai baju ganti.

“Selama ini untuk baju kedatangan dibantu oleh ibu Gubernur Jawa Timur (Khofifah Indar Parawansa),” ungkapnya.

Tak hanya itu ketersediaan pempres terutama untuk jemaah lansia masih minim. Pihaknya akan mengusulkan penambahan pempers dalam penyelenggaraan haji tahun depan. Juga maskapai akan lakukan evaluasi agar lebih baik lagi.

“Pempers juga perlu ditambah baik keberangkatan, kedatangan di tanah suci sampai di kepulangan juga diperlukan. Jadi semua akan lakukan evaluasi termasuk penerbangan agar lebih baik lagi,” ujarnya.

Sementara itu hingga Sabtu (29/7) jemaah haji yang tiba di Debarkasi Surabaya mencapai 78 persen yaitu 29.842 orang. Sedangkan untuk jemaah yang wafat mencapai 22 persen yaitu 165 orang dengan rincian provinsi Jawa Timur 160 orang, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) 4 orang dan provinsi Bali 1 orang.(kemenag Jatim)


Share Berita:
Tags
Show More

Related Articles

Back to top button
Close
Close