Vaksinasi Disabilitas di Jatim Capai 18.168 Orang Tertinggi di Indonesia
SURABAYA,SKO.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) terus memasifkan pelaksanaan vaksinasi di berbagai sektor. Diantaranya, vaksinasi bagi remaja usia 12-17 tahun termasuk para pelajar, pekerja di industri padat karya sektor esensial, pesantren, serta bagi para difabel dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Guna memastikan pelaksanaan vaksinasi bagi para difabel berjalan dengan lancar, secara khusus Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, meninjau secara langsung pelaksanaan vaksinasi bagi para difabel yang diselenggarakan oleh IKA Unair bersama BK3S (Badan Koordinasi Kesejahteraa Sosial) di Gedung BK3S Jl. Raya Tenggilis Timur, Surabaya, Minggu (29/8).
Pada vaksinasi tersebut disiapkan 1.500 dosis vaksin. Yang terdiri dari 200 dosis vaksin jenis Sinopharm bagi difabel. Dan sisanya sebanyak 1.300 dosis vaksin jenis Sinovac yang diperuntukkan bagi pendamping, dan keluarga.
Gubernur Khofifah bersama rombongan disambut oleh Ketua Umum BK3S Jatim Pinky Saptandari. Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menyempatkan untuk bersapa, berbincang dan memberi semangat kepada beberapa difabel yang merupakan peserta vaksin.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga berkesempatan membagikan sembako kepada puluhan tukang becak, petugas kebersihan dan pedangang asongan di sekitar gedung BK3S.
Usai melakukan peninjauan, Khofifah menjelaskan, Pemprov Jatim terus berkomitmen untuk mempercepat vaksinasi bagi disabilitas dalam kurun waktu 20 hari terakhir setelah menerima vaksin sinopharm. Hal ini terbukti, berdasarkan data Staf Khusus Presiden RI dan Kemenkes RI, capaian vaksinasi disabilitas di Jatim naik 60 kali lipat dari capaian di tanggal 10 Agustus 2021.
Dimana, awalnya per tanggal 10 Agustus 2021 capaian vaksinasi disabilitas sebanyak 349 dosis vaksin. Kemudian meningkat menjadi 18.168 dosis vaksin per tanggal 27 Agustus 2021.
Untuk itu, Khofifah berharap vaksinasi bagi disabilitas termasuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) bisa terus dilakukan penjangkauan ke berbagai daerah. Ini penting, karena mereka merupakan kelompok yang rentan terkena Covid-19. Khususnya daerah dengan topografi wilayah yang tidak mudah, seperti Pacitan dan Ponorogo.
“Kita harus melakukan penjangkauan bagi para difabel maupun ODGJ, untuk mendapatkan target sasaran yang semakin mendekatkan kepada yang membutuhkan. Tentunya, ini untuk memberikan perlindungan dari Covid-19 dan pelayanan kesehatan yang memadai,” ungkapnya.
“Jadi di Pacitan tim vaksinasi melakukan penjangkauan luar biasa, mereka juga melakukan penjangkauan di beberapa titik, hal serupa juga dilakukan di Ponorogo,” imbuhnya.
Khofifah menambahkan, untuk percepatan vaksinasi difabel tersebut penjangkauan akan dilakukan dengan menyiapkan tim tenaga kesehatan dan vaksinator. Sementara untuk kebutuhan vaksin Sinopharm akan disupport dari Pemprov Jatim.
“Karena ini untuk kepentingan perluasan dan pemerataan pelayanan yang bisa kita jangkau jadi khusus difabel dan ODGJ memang kita harus melakukan outreach atau penjangkauan,” jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan Khofifah, untuk penjangkauan dan percepatan vaksinasi bagi disabilitas ataupun ODGJ ini, vaksinasi dapat dilakukan secara door to door. Tim nakes dan vaksinator akan mendatangi penerima vaksin vaksin dalam hal ini penyandang disabilitas maupun ODGJ.
“Jikalau kita memiliki jejaring kita bisa melakukan door to door vaksinasi bagi difable dan ODGJ, vaksin disupport Pemprov,” tutur orang nomor satu di Pemprov Jatim ini. (*)