Warga Jajag Banyuwangi Bunuh Diri Akibat Depresi Diabetes Menahun
BANYUWANGI, PEWARTAPOS.COM – Saekun (84), warga Dusun Krajan, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri pada Selasa (6/8/2024). Kejadian ini diduga kuat karena depresi yang dialami korban akibat penyakit diabetes menahun yang tak kunjung sembuh.
Kapolsek Gambiran, AKP Badrodin Hidayat, menjelaskan bahwa korban pertama kali ditemukan oleh anak perempuannya, RP (46), sekitar pukul 05.30 WIB.
Berdasarkan keterangan istri dan anak korban, S (66) dan RP, Saekun sempat bangun pada pukul 01.00 WIB dan meminta dibuatkan mi instan serta kopi oleh istrinya sebelum melanjutkan tidur kembali.
“Pagi harinya, sekitar pukul 05.30 WIB, RP, seperti biasa, bangun dan menuju kamar mandi yang melewati dapur. Di dapur, dengan penerangan yang remang-remang, RP terkejut melihat ayahnya dalam posisi duduk bersimpuh dan tidak bergerak,” ujar AKP Badrodin Hidayat.
RP segera membangunkan ibunya setelah melihat bahwa ayahnya tidak memberikan respons. Saat diperiksa, mereka menemukan tali yang melingkar di leher Saekun, tergantung pada kayu yang biasa digunakan sebagai jemuran baju. RP pun langsung meminta pertolongan warga sekitar.
Warga segera berdatangan ke rumah korban, dan beberapa di antaranya menghubungi Polsek Gambiran.
Setelah menerima laporan, anggota Polsek Gambiran bersama dengan tim Inafis Polresta Banyuwangi, serta tim medis dan tenaga kesehatan Puskesmas Jajag, melakukan identifikasi di lokasi kejadian. Hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, kecuali bekas jeratan tali di leher.
“Keluarga korban telah menyatakan menerima dan mengikhlaskan kepergian korban, serta tidak mengizinkan untuk dilakukan otopsi,” jelas AKP Badrodin Hidayat. Keluarga korban juga telah membuat dan menandatangani surat pernyataan mengenai hal tersebut.
Diketahui, Saekun beberapa kali menyatakan keinginan untuk mengakhiri hidupnya karena merasa putus asa akibat penyakit diabetes yang tak kunjung sembuh.
“Korban telah beberapa kali menyatakan keinginan untuk mengakhiri hidup karena merasa putus asa akibat penyakit diabetes atau kencing manis yang tak kunjung sembuh,”pungkasnya (Kur).