Waspada Omicron, Kemenkes Himbau Optimasi Vaskinasi
JAKARTA, SKO.COM – Menindaklanjuti terdeteksinya varian Covid-19 terbaru Omicron di Indonesia pada Desember 2021, Kementerian Kesehatan merilis update terkini situasi penanganan Covid-19 secara nasional pada Jumat (24/12/21) disampaikan secara Live streaming youtube “Kemkominfo TV”.
Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid, menuturkan bahwa saat ini di tingkat global tren Covid-19 masih mengalami kenaikan dibandingkan dengan sebelumnya. Dengan total kasus lebih dari 267 juta kasus dengan 5,37 juta kematian, mayoritas kasus baru masih berasal dari regional Eropa dan Amerika yang berkontribusi 2/3 dari peningkatan kasus global.
” Who melaporkan pertanggal 23 Desember sudah ada 110 negara yang telah terdeteksi varian omicron. Baik yang diperoleh dari para pelaku perjalanan maupun dari komunitas, yang artinya sudah ada penularan di masyarakat,” ujar dr. Siti Nadia.
Varian omicron ini pada faktanya menyita perhatian khalayak luas. Berdasarkan informasi yang didapatkan, tingkat penularan omicron ini diyakini melebihi tingkat penularan varian delta hingga hingga 3 kali lipat.
Dengan tren yang terus meningkat, Jubir Kemenkes menegaskan bahwa program vaksinasi menjadi salah satu upaya paling efektif dalam mencegah peningkatan kasus dan kematian akibat perburuan kondisi.
” Saat ini jumlah dosis vaksin yang kita berikan sebanyak 264 juta dengan capaian dosis pertama sebesar 74,32% atau sebanyak 254 juta dan capaian dosis kedua sebanyak 109juta atau 52,6%,” imbuhnya.
Hasil ini menunjukkan bahwa program vaksinasi yang dilakukan Indonesia telah melampaui target yang ditetapkan oleh WHO. Dimana WHO menargetkan 40% dari total populasi masyarakat telah mendapatkan vaksinasi secara lengkap pada akhir 2021.
” Namun tren laju suntikan kembali naik berturut turut dalam 2 minggu terakhir, estimasi hingga desember 2021 ini adalah 157,1 jt atau 75% dan proyeksi dosis kedua adalah 113,6 jt atau 54,6%,” paparnya.
Lebih lanjut dr. Siti menjelaskan bahwa hingga saat ini, gejala yang muncul pada varian omicron lebih ringan dari pada varian Alfa, Beta dan delta. Namun penelitian lanjutan masih terus dilakukan untuk memahami pola penyebaran dan gejala yang muncul pada varian ini.